KAMPANYE BISING UMS, MAHASISWA TERTARIK


KAMPANYE BISING UMS, MAHASISWA TERTARIK

(Aksi kampanye knalpot brong)

Sukoharjo - Massa pendukung pasangan calon Presiden dan wakil Presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin menggunakan kendaraan knalpot berisik (knalpot brong) untuk kampanye di sekitar UMS, Jumat (12/04/2019).
Tanah air, masih ada tradisi kampanye politik yang diikuti oleh konvoi motor berisik menggunakan knalpot brong. Salah satunya bisa dijumpai disekitar kampus UMS, Sukoharjo. Di sini, masih saja ada warga yang gemar menggeber-geber motor saat mengikuti sejumlah kampanye.
Terlihat belasan motor, seolah merajai setiap jalan disekitar lingkungan kampus UMS yang mereka lewati. “Grrongg grooongg grongg gronggg” permainan pola interlocking atau “imbal – imbalan” dari suara knalpot menghantam setiap pendengaran yang dilewatinya. Asap mengapung menyempurnakan efek rumah kaca di sekitarnya. Bendera berlabelkan partai politik dikibaskan dengan penuh ambisi oleh mereka para pengendara penggedor semangat kampanye politik tahun ini.
Gleyer sana gleyer sini begitulah suasana disekitar UMS pada hari jumat (12/04/2019) masa kampanye pra pesta demokrasi yang perhelatannya pada 17 April mendatang. Pemandangan yang kerap disuguhkan oleh para “gleyerian” ini mungkin akan sering dijumpai selama masa kampanye. Suara knalpot yang meraung di jalan – jalan menjadi suatu tanda dimulainya persaingan berbagai partai politik terutama agen rahasianya yang biasa kita sebut “tim sukses”.

 “Saya tertarik dengan dengan kampanye yang dilakukan, karena suara bising knalpot jadi mengundang perhatian” ujar Eko mahasiswa teknik UMS dengan senyum diakhir kata.

Bunyi keras yang memecah keramaian bahkan dapat menarik perhatian dan dipandang cocok untuk dijadikan sebagai sarana menyampaikan aspirasi. Kini suara noise menjadi wacana politik yang tidak bisa lepas adanya oleh para Juru Kampanye (JURKAM).

“Saya suka merekammnya untuk dijadikan storygram ataupun story WA” tambah Eko.

Kebisingan yang ditimbulkan gerombolan gleyer di jalanan sudah barang tentu menjadi polusi suara. Namun, bagi sebagian orang hal tersebut merupakan sebuah keunikan dan dapat dijadikan sebuah postingan di media sosial. Hal tersebut dikarenekan knalpot brong yang digunakan mengundang perhatian khusus dan membuat orang merasa tertarik.

“Pesan saya untuk yang ikut kampanye apalagi yang turun langsung di jalan diharap hati-hati karena mengingat yang kampanye tidak sedikit” ujar Eko dengan nada keras membelah kebisingan.

Inilah cara masyarakat kita dalam berpesta demokrasi. Sing penting gayeng, sing penting rame, konsep yang tidak dilandasi dengan adanya proses dialektika sehingga untuk satu kepentingan kadang tidak terasa telah menerobos nilai – nilai lain yang mestinya tetap harus diindahkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Pendidikan Profesi Guru dalam Pemenuhan Kebutuhan Guru Profesional di Indonesia

Persepsi Mahasiswa Terhadap Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)

De Colomadu, Tempat Wisata Klasik dan Elegan Warga Solo Raya